Senin, 14 Maret 2011

tugas dasar telkom


1.Pengertian Panjang gelombang
Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari sebuah pola gelombang dan membentuk 1 bukit dan 1 lembah.  Biasanya memiliki denotasi huruf Yunani lambda (λ).

Panjang gelombang λ memiliki hubungan inverse terhadap frekuensi f, jumlah puncak untuk melewati sebuah titik dalam sebuah waktu yang diberikan. Panjan gelombang sama dengan kecepatan jenis gelombang dibagi oleh frekuensi gelombang. Ketika berhadapan dengan radiasi elektromagnetik dalam ruang hampa, kecepatan ini adalah kecepatan cahaya c, untuku sinyal (gelombang) di udara, ini merupakan kecepatan suara di udara. Hubungannya adalah: di mana:
λ = panjang gelombang dari sebuah gelombang suara atau gelombang elektromagnetik
c = kecepatan cahaya dalam vakum = 299,792.458 km/d ~ 300,000 km/d = 300,000,000 m/d atau
c = kecepatan suara dalam udara = 343 m/d pada 20 °C (68 °F)

Pengertian Periode
Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran. Rumus untuk mencari periode adalah angka 1 dibagi jumlah frekuensi dengan satuan detik / sekon.
Selain harga puncak (peak value) atau amplitudo dan harga puncak-puncak (peak to peak value), pada gelombang sinus dikenal besaran lain, yaitu perioda dan frekwensi.

2. PERIODA
Perioda pada arus bolak-balik didefinisikan sebagai berikut :
Perioda adalah waktu yang diperlukan oleh satu gelombang penuh untuk merambat.


3. FREKUENSI
Sedangkan frekuensi didefiniskan sebagai berikut :
Frekuensi adalah banyaknya gelombang penuh yang terjadi dalam waktu satu detik.
Dari dua definisi tersebut terdapat pengertian,  bahwa jika suatu gelombang penuh arus bolak-balik mempunyai perioda sebesar T detik maka banyaknya gelombang penuh yang terjadi setiap detiknya ( f ) adalah :
f = 1/T
Dimana :    f   = Frekuensi  dalam cycle/secon atau Herzt (Hz)   dan   T  = Perioda dalam detik (secon)
Karena sudut yang ditempuh oleh satu gelombang penuh 2π radian, sedangkan waktu untuk menempuh sudut tersebut adalah T detik, maka hubungan ini dapat ditulis sebagai berikut :i
2π = W.T   ,karena T=1/f   maka w= 2π/1/f


Time Domain/Domain Waktu

Domain Waktu adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan analisis fungsi matematika, atau sinyal fisik, sehubungan dengan waktu. Dalam domain waktu, sinyal atau nilai fungsi adalah dikenal untuk semua bilangan real, untuk kasus waktu kontinu, atau di berbagai instants terpisah dalam kasus waktu diskrit. Sebuah osiloskop adalah alat yang umum digunakan untuk memvisualisasikan dunia nyata sinyal dalam domain waktu. Berbicara non-teknis, grafik domain waktu menunjukkan bagaimana sinyal berubah dari waktu ke waktu, sedangkan grafik domain frekuensi menunjukkan berapa banyak sinyal terletak dalam setiap pita frekuensi yang diberikan selama rentang frekuensi.

Alokasi Bandwidth
Alokasi atau reservasi Bandwidth adalah sebuah proses menentukan jatah Bandwidth kepada pemakai dan aplikasi dalam sebuah jaringan. Termasuk didalamnya menentukan prioritas terhadap berbagai jenis aliran data berdasarkan seberapa penting atau krusial dan delay-sensitive aliran data tersebut. Hal ini memungkinkan penggunaan Bandwidth yang tersedia secara efisien, dan apabila sewaktu-waktu jaringan menjadi lambat, aliran data yang memiliki prioritas yang lebih rendah dapat dihentikan, sehingga aplikasi yang penting dapat tetap berjalan dengan lancar. Besarnya saluran atau Bandwidth akan berdampak pada kecepatan transmisi. Data dalam jumlah besar akan menempuh saluran yang memiliki Bandwidth kecil lebih lama dibandingkan melewati saluran yang memiliki Bandwidth yang besar. Kecepatan transmisi tersebut sangat dibutuhkan untuk aplikasi Komputer yang memerlukan jaringan terutama aplikasi real-time, seperti videoconferencing. Penggunaan Bandwidth untuk LAN bergantung pada tipe alat atau medium yang digunakan, umumnya semakin tinggi Bandwidth yang ditawarkan oleh sebuah alat atau medium, semakin tinggi pula nilai jualnya. Sedangkan penggunaan Bandwidth untuk WAN bergantung dari kapasitas yang ditawarkan dari pihak ISP, perusahaan harus membeli Bandwidth dari ISP, dan semakin tinggi Bandwidth yang diinginkan, semakin tinggi pula harganya. sebuah teknologi jaringan baru dikembangkan dan infrastruktur jaringan yang ada diperbaharui, aplikasi yang akan digunakan umumnya juga akan mengalami peningkatan dalam hal konsumsi Bandwidth. Video streaming dan Voice over IP ([[VoIP]]) adalah beberapa contoh penggunaan teknologi baru yang turut mengkonsumsi Bandwidth dalam jumlah besar.


Spectrum frekwensi
Spektrum frekuensi dari sinyal waktu-domain merupakan representasi dari sinyal dalam domain frekuensi. Spektrum frekuensi yang dapat dihasilkan melalui transformasi Fourier dari sinyal, dan nilai-nilai yang dihasilkan biasanya disajikan sebagai amplitudo dan fase, baik diplot frekuensi.
Setiap sinyal yang dapat diwakili sebagai amplitudo yang bervariasi dengan waktu memiliki spektrum frekuensi yang sesuai. Ini termasuk konsep akrab seperti cahaya tampak (warna), catatan musik, radio / saluran TV, dan bahkan rotasi bumi biasa. Ketika fenomena fisik direpresentasikan dalam bentuk spektrum frekuensi, deskripsi fisik tertentu dari proses internal mereka menjadi lebih sederhana. Seringkali, spektrum frekuensi jelas menunjukkan harmonisa, terlihat sebagai paku yang berbeda atau garis, yang memberikan wawasan tentang mekanisme yang menghasilkan sinyal keseluruhan.

Berikut ini adalah tabel spektrum frekuensi:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5dVl9Q8rIgpctblih4BG06zjaL-Z9Uq0iuwub6J64Wy6ClA-u9MAuxrjjuGCc31oUC0CH6k2hyphenhyphen1CP4G7CqVBmMfRLVbYr4kZSq9vxGIrLCvJiYbPH7meIzHkbSZIc72Os0GPFxp9nCFm5/s1600/tabel+sprektum+frekuensi.JPG
Alokasi Spektrum Frekuensi
Spektrum Frekuensi Radio
Spektrum Frekuensi Radio merupakan sumber daya alam yang terbatas yang mempunyai nilai strategis dalam penyelenggaraan telekomunikasi dan dikuasi oleh negara. Pemanfaatan Spektrum Frekuensi Radio sebagai sumber daya alam tersebut perlu dilakukan secara tertib, efisien dan sesuai dengan peruntukannya sehingga tidak menimbulkan gangguan yang merugikan.
Spektrum Frekuensi Radio adalah susunan pita frekuensi radio yang mempunyai frekuensi lebih kecil dari 3000 Ghz sebagai satuan getaran gelombang elektromagnetik merambat dan terdapat dalam dirgantara (ruang udara dan antariksa). Alokasi Spektrum Frekuensi Radio Indonesia ditetapkan dengan mengacu kepada alokasi Spektrum Frekuensi Radio Internasional untuk wilayah 3 ( region 3 ) sesuai Peraturan Radio yang ditetapkan oleh Himpunan Telekomunikasi Internasional ( ITU ). Tabel alokasi frekuensi nasional Indonesia disusun berdasarkan hasil Final Act World Radio Communication Conference-1997 yang berlangsung di Jenewa, pada bulan November 1997.
Alokasi Spektrum Frekuensi Radio Indonesia diambil dari referensi-referensi berikut ini :
  1. Artikel S5, Frequency Allocation, Radio Regulation dan Final Act-World Radiocommunication Conference (WRC)-1997, International Telecommunication Union (ITU), Tabel Alokasi telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
  2. Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi Radio Indonesia, edisi pertama, 1996
  3. Penetapan Frekuensi Maritim, Penerbangan dan Siaran di Indonesia
  4. Penetapan Frekuensi Dinas Tetap di Indonesia
  5. Database AFMS (Automated Frequency Management System).


Sebagai catatan bahwa pada tabel ini tidak mencakup penggunaan spektrum frekuensi radio untuk kepentingan militer.

Alokasi frekwensi GSM indonesia
Meskipun tiap operator GSM telah memiliki alokasi frekuensi masing-masing, masih banyak dijumpai kasus dimana operator menggunakan frekuensi yang bukan haknya.
Ini masalah serius; sebab bagi operator, frekuensi adalah sarana poduksi seperti halnya tanah bagi petani. Bagi seorang petani, output produksi dan dengan demikian penghasilannya akan ditentukan oleh seberapa luas tanah yang dimilikinya –dengan asumsi pengolahan lahan produksi tersebut menggunakan metode yang sama.
Demikian juga dengan operator: semakin lebar alokasi frekuensi yang dimikinya semakin tinggi potensi jumlah pelanggan yang dapat dilayaninya -dan dengan demikian revenue dari operator tersebut.
Oleh karena itu, pemakaian frekuensi milik operator tertentu oleh operator lain akan mengurangi potensi revenue yang dapat dihasilkan oleh operator pemilik. Maka, masalah ini tidak bisa ditoleransi dan wajar apabila setiap operator akan mengawasi penggunaannya secara ketat.
Namun, di lapangan, operator-operator sering kebobolan: operator-operator ini baru menyadari, setelah sekian waktu, frekuensi miliknya telah dipakai operator lain. Di pihak lain, operator yang memakai frekuensi yang bukan miliknya merasa tidak melakukan pelanggaran.
Kerap terjadi juga, katakanlah operator A, melayangkan surat pemberitahuan kepada operator B mengenai frekuensi miliknya yang dipakai oleh operator B tanpa menyadari bahwa sang operator A itu sendiri memakai frekuensi milik operator B.
Frekuensi-frekuensi yang bermasalah ini biasanya frekuensi-frekuensi pada batas spektrum masing-masing operator, sama halnya area perbatasan suatu negara potensial menjadi sumber konflik teritorial antar negara.
Akar Masalah
Beberapa faktor penyebab masalah yang dapat disebutkan di sini antara lain: kurangnya atau tidak mudahnya mengakses informasi resmi dari Regulator, identifikasi kanal frekuensi yang tidak seragam dan kurangnya komunikasi dan koordinasi lintas operator dan juga antara Regulator dan operator.
Pertama, kurangnya atau tidak mudahnya mengakses informasi resmi dari Regulator berkenaan alokasi frekuensi per operator. Jika informasi resmi tersedia, para operator, dalam hal ini teknisi di lapangan, akan dengan mudah melakukan pengecekan alokasi frekuensi per operator; dengan demikian, pemakaian frekuensi secara ilegal, dengan alasan apapun, dapat dicegah atau dengan mudah diidentifikasi.
Contohnya, ketika meriset tulisan ini tidak ada informasi apapun mengenai alokasi resmi frekuensi per operator GSM yang didapatkan dari situs web Regulator. Dengan mesin pencari Google, juga sama nihilnya yang menunjukkan bahwa tidak ada satu pun informasi yang sama disediakan oleh operator atau para praktisi GSM itu sendiri.
Kedua, identifikasi kanal frekuensi yang tidak seragam. Seperti diketahui, satuan frekuensi adalah Hertz; oleh karena alokasi frekuensi GSM berada pada kisaran miliaran Hertz maka alokasinya sering didahului dengan prefiks Mega (seperseribu miliar) sehingga menjadi Mega Hertz, disingkat MHz. Misalnya, alokasi frekuensi untuk GSM900 memaksudkan alokasi frekuensi pada spektrum 900-an MHz dan GSM1800 memaksudkan alokasi frekuensi pada spektrum 1800-an MHz.
Pada prakteknya, para teknisi GSM di lapangan bekerja tidak dengan menggunakan alokasi frekuensi dalam satuan MHz tapi dengan bilangan bulat positif yang disebut sebagai Absolute Radio Frequency Channel Number atau disingkat ARFCN. Ini merupakan lingua franca bagi para praktisi GSM. Dengan menggunakan ARFCN, frekuensi operator mudah diingat dan lebih praktis, terutama ketika menggunakan peralatan ukur. Masih lebih gampang misalnya menyebutkan alokasi frekuensi untuk Operator A dari kanal 51 sampai 87 dibandingkan dari 945.2 MHz sampai 952.4 MHz; atau memasukkan angka 51 ke dalam peralatan dibandingkan harus mengingat dan memasukkan 945.2 MHz.
Permasalahan bertambah apabila pihak Regulator hanya mengalokasikan frekuensi dalam satuan MHz tapi tidak dalam nomor kanal ARFCN padanannya sehingga para teknisi harus melakukan mapping frekuensi sendiri dari MHz ke ARFCN yang bisa saja berbeda dalam hal metode per-mapping-an dengan operator lain sehingga menghasilkan alokasi ARFCN yang berbeda pula terutama untuk kanal-kanal ARFCN pada frekuensi batas.
Belakangan dalam artikel ini akan dibahas langkah-langkah dalam melakukan mapping frekuensi dari MHz ke nomor kanal ARFCN.
Alokasi Frekuensi Operator GSM di Indonesia
Alokasi frekuensi GSM yang dipakai di Indonesia sama dengan yang dipakai di sebagian besar dunia terutama Eropa yaitu pada pita 900 MHz, yang dikenal sebagai GSM900, dan pada pita 1800 MHz, yang dikenal sebagai GSM1800 atau DCS (Digital Communication System), seperti yang ditunjukkan di Gambar 1 berikut:
Alokasi frekuensi GSM yang dipakai di sebagian besar negara di 
dunia, termasuk Indonesia
Gambar 1: Alokasi frekuensi GSM yang dipakai di sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia
Frekuensi downlink adalah frekuensi yang dipancarkan oleh BTS-BTS untuk berkomunikasi dengan handphone-handphone pelanggan dan juga menghasilkan apa yang disebut sebagai coverage footprint operator sedangkan frekuensi uplink adalah frekuensi yang digunakan oleh handphone-handphone pelanggan agar bisa terhubung ke jaringan.
Untuk uplink, alokasi frekuensi GSM900 dari 890 MHz sampai 915 MHz sedangkan untuk downlink dari 935 sampai 960 MHz. Perhatikan, dalam frekuensi MHz, baik uplink maupun downlink memiliki alokasi frekuensi yang berbeda, namun dengan penomoran kanal ARFCN keduanya sama karena kedua-duanya adalah pasangan kanal dupleks yang dipisahkan selebar 45 MHz.
Lebar pita spektrum GSM900 sendiri adalah 25 MHz dan penomoran kanal ARFCN-nya dimulai dari 0 dan seterusnya; dengan lebar pita per kanal GSM adalah 200 kHz (0.2 MHz) maka jumlah total kanal untuk GSM900 adalah 25/0.2 = 125 kanal. Namun tidak semua kanal ini dapat dipakai: ada dua kanal yang harus dikorbankan sebagai system guard band pada kedua ujung batas spektrum masing-masing yaitu ARFCN 0 di batas bawah dan ARFCN 125 untuk batas atas. Jadi ARFCN efektif yang dipakai untuk GSM900 adalah ARFCN 1 sampai 124.
Untuk GSM1800 (DCS) alokasi frekuensi uplink-nya dari 1710 MHz-1785 MHz sedangkan downlink dari 1805 MHz sampai 1880 MHz dimana alokasi frekuensi antara uplink dan downlink terpisah selebar 95 MHz. Dengan demikian, berbeda dengan GSM900, GSM1800 memiliki lebar pita kurang lebih 3 kali lebih lebar dibanding GSM900. untuk GSM1800 penomoran kanal ARFCN-nya dimulai dari 511 dan berakhir 886 (375 kanal total, 3 kali lebih banyak dari GSM900) dimana 511 dikorbankan sebagai system guard band pada ujung bawah dan 886 dipakai sebagai system guard band pada ujung atas.
Di Indonesia, ada lima operator GSM (Telkomsel, Indosat, XL, Axis dan Three) yang mengantongi ijin operasi. Alokasi frekuensinya ditunjukkan oleh Gambar 2 dan 3 (Data diberikan oleh “sumber yang dapat diandalkan”). Seperti yang ditunjukkan oleh Gambar-Gambar tersebut, hanya tiga operator yang mendapat alokasi frekuensi untuk pita GSM900 sedangkan untuk pita GSM1800 semua operator kebagian.
Alokasi frekuensi pita GSM900 di Indonesia
Gambar 2: Alokasi frekuensi pita GSM900 di Indonesia
Alokasi frekuensi pita GSM1800 di Indonesia
Gambar 3: Alokasi frekuensi pita GSM1800 di Indonesia
Tabel 1 berikut menunjukkan total alokasi frekuensi yang dimiliki masing-masing operator GSM di tanah air. Terlihat bahwa Telkomsel dan Indosat memiliki jumlah frekuensi terbanyak sedangkan Three paling sedikit, dengan rasio 3:1.
Jumlah frekuensi yang dimiliki masing-masing operator
Table 1: Jumlah frekuensi yang dimiliki masing-masing operator
Mapping Frekuensi ke Nomor Kanal ARFCN
Oleh karena ada bermacam-macam pita spektrum GSM yang dipakai di seluruh dunia, penjelasan langkah-langkah mapping frekuensi berikut akan mengacu pada alokasi frekuensi sebagaimana yang ditunjukkan oleh Gambar 1.
Langkah-langkahnya dapat diringkaskan sebagai berikut (berlaku untuk alokasi frekuensi uplink maupun downlink):
1) Tentukan frekuensi yang merupakan batas bawah dari pita spektrum
2) Tentukan nomor kanal ARFCN untuk frekuensi batas bawah tersebut
3) Gunakan rumus berikut untuk melakukan mapping:
ARFCN = kanal ARFCN untuk frekuensi batas bawah + (frekuensi MHz – frekuensi batas bawah dalam MHz)/lebar pita per kanal dalam MHz (0.2 MHz)
Untuk GSM900 rumus di atas dapat ditulis ulang sebagai berikut:
Uplink……: ARFCN = 0 + (fMhz – 890)/0.2
Downlink: ARFCN = 0 + (fMHz – 935)/0.2
Sedangkan untuk GSM1800:
Uplink……: ARFCN = 511 + (fMhz – 1710)/0.2
Downlink: ARFCN = 511 + (fMHz – 1805)/0.2
Dimana fMHz adalah kanal frekuensi dalam MHz yang akan dicarikan nomor kanal ARFCN-nya.
Contoh 1 (GSM900): Cari nomor kanal ARFCN untuk frekuensi 900.2 MHz (uplink); sesuai penjelasan sebelumnya:
1) Frekuensi batas bawah GSM9000 = 890 MHz
2) Nomor kanal ARFCN untuk frekuensi 890 MHz = 0
3) Menggunakan rumus:
ARFCNuplink = 0 + (900.2-890)/0.2 = 0 + 10.2/0.2 = 51.
Pasangan nomor kanal ARFCN dupleks downlink-nya adalah sebagi berikut:
Karena diketahui frekuensi uplink = 900.2 MHz; maka, frekuensi downlink-nya = frekuensi uplink + 45 MHz = 900.2 + 45 = 945.2 MHz. Dengan frekuensi batas bawah downlink = 935 MHz, maka:
ARFCNdownlink = 0 + (945.2-935)/0.2 = 0 + 10.2/0.2 = 51.
Jadi frekuensi 900.2 dan 945.2 MHz akan memiliki nomor kanal ARFCN 51.
Contoh 2 (GSM1800): Cari nomor kanal ARFCN untuk frekuensi 1745.2 MHz (uplink); sesuai penjelasan sebelumnya:
1) Frekuensi batas bawah GSM9000 = 1710 MHz
2) Nomor kanal ARFCN untuk frekuensi 1710 MHz = 511
3) Menggunakan rumus:
ARFCNuplink = 511 + (1745.2-1710)/0.2 = 511 + 35.2/0.2
            = 511 + 176 = 687
Pasangan nomor kanal ARFCN dupleks downlink-nya adalah sebagi berikut:
Karena diketahui frekuensi uplink = 1745.2 MHz; maka, frekuensi downlink-nya = frekuensi uplink + 95 MHz (bukan 45 MHz seperti GSM900) = 1745.2 + 95 = 1840.2 MHz. Dengan frekuensi batas bawah downlink = 1805 MHz, maka:
ARFCNdownlink = 511 + (1840.2-1805)/0.2
              = 511 + 35.2/0.2 = 511+ 176 = 687
Jadi frekuensi 1745.2 dan 1840.2 MHz akan memiliki nomor kanal ARFCN 687.
Alokasi Frekuensi Operator GSM Dalam ARFCN
Mengikuti langkah-langkah ini, alokasi frekuensi operator GSM di Indonesia sebagaimana yang ditunjukkan oleh Tabel 2 and 3 dapat di-mapping-kan ke nomor kanal ARFCN sebagai berikut:
Alokasi frekuensi GSM900:
Mapping frekuensi GSM900 MHz-Nomor Kanal ARFCN Operator GSM 
Indonesia
Tabel 2: Mapping frekuensi GSM900 MHz-Nomor Kanal ARFCN Operator GSM Indonesia
Jika langsung di-mapping-kan dari alokasi frekuensi awal, Indosat akan memiliki kanal ARFCN 0 sampai 50, Telkomsel 50 sampai 87.5 dan XL 87.5 sampai 125.
Namun dengan hasil ini, paling tidak ada 3 masalah yang akan muncul: pertama, seperti dijelaskan sebelumnya, kanal 0 dan kanal 125 harus dikorbankan sebagai system guard band (pada kebanyakan peralatan kanal ARFCN 0 dan kanal 125 secara otomatis dihilangkan); kedua, dua operator tidak bisa memiliki kanal ARFCN yang sama dan ketiga tidak ada nomor kanal ARFCN dalam bilangan pecahan desimal (fractional decimal); nomor kanal ARFCN harus dalam bilangan cacah (positive ineteger plus zero).
Sehingga, untuk menghindari potensi tiga masalah tersebut, alokasi frekuensinya dikoreksi sebagai berikut: Indosat kanal ARFCN 1 sampai 49, Telkomsel kanal ARFCN 51-87 dan XL 88 sampai 124, seperti ditunjukkan oleh Tabel 2 pada baris “Koreksi ARFCN”.
Perhatikan, kanal ARFCN 50 harus dikorbankan oleh Indosat dan Telkomsel untuk menjadi guard band mereka sehingga ARFCN 50 tidak bisa digunakan oleh salah satu atau kedua operator ini. Karena tidak ada ARFCN 87.5 maka Telkomsel harus mundur menjadi 87 dan XL 88.
Alokasi frekuensi GSM1800:
Mapping frekuensi GSM1800 MHz-Nomor Kanal ARFCN Operator GSM 
Indonesia
Tabel 3: Mapping frekuensi GSM1800 MHz-Nomor Kanal ARFCN Operator GSM Indonesia
Jika langsung di-mapping-kan dari alokasi frekuensi awal, XL akan memiliki kanal ARFCN 511 sampai 548.5; Indosat 548.5-573.5, 711-786; Telkomsel 573.5-611, 686-711, 786-836; Axis 611-686 dan Three 836 sampai 886.
Seperti dijelaskan pada bagian GSM900, untuk menghindari permasalahan legal dan teknis, alokasi nomor kanal ARFCN-nya dikoreksi menjadi seperti Tabel 3 pada baris “Koreksi ARFCN”, yaitu: XL ARFCN 512 (511, system lower guard band) sampai 548; Indosat 549-573, 712-785; Telkomsel 574-610, 687-710, 787-835; Axis 612-685 dan Three 837 sampai 885 (886, system upper guard band). Menarik, dari Keputusan Direktur Jenderal Pos Dan Telekomunikasi No. 73/DIRJEN/2001 tertanggal 10 Mei 2001 telah ditetapkan kanal ARFCN 611, 711, 786 dan 861 sebagai guard band. Tiga guard band pertama telah masuk pada koreksi pada Tabel 3 di atas kecuali ARFCN 861 yang sebenarnya tidak perlu, pada kondisi alokasi saat ini, karena baik ARFCN 860 and 862 (frekuensi tetangga dari 861) adalah milik Three sendiri.
Tabel 4 berikut meringkaskan beberapa ARFCN yang sering bermasalah karena ketidakjelasannya alokasi frekuensi.
ARFCN-ARFCN yang sering bermasalah
Table 4: ARFCN-ARFCN yang sering bermasalah

Pengertian Bandwidth
Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam medium transmisi. Dalam kerangka ini, Bandwidth dapat diartikan sebagai perbedaan antara komponen sinyal frekuensi tinggi dan sinyal frekuensi rendah. frekuensi sinyal diukur dalam satuan Hertz. sinyal suara tipikal mempunyai Bandwidth sekitar 3 kHz, analog TV broadcast (TV) mempunyai Bandwidth sekitar 6 MHz. Bandwidth diartikan juga sebagai takaran jarak frekuensi. Dalam bahasa mudahnya, adalah sebuah takaran lalu lintas data yang masuk dan yang keluar. Dalam dunia hosting, kita di berikan jatah Bandwidth setiap bulan tergantung seberapa dalam kita merogoh kocek. Habisnya Bandwidth ditentukan seberapa banyak kita mengupload atau mendownload. Makin banyak anda melakukan aktivitas upload, ditambah makin banyaknya pengunjung yang mengakses, maka makin berkurang jatah Bandwidth yang diberikan. Misalkan, www.namasitus.com diberi jatah Bandwidth sebesar 1,5 Giga dalam sebulan. Dan sudah sejak bulan Desember rasanya jatah Bandwidth yang diberikan kurang. Pada bulan Desember, jatah Bandwidth habis sehari sebelum tahun baru. Dan berturut-turut bulan Januari, Februari, Maret dan April habis dalam 3 minggu. Otomatis, dalam seminggu terakhir didats.net tidak bisa diakses.
Digital Bandwidth
Digital Bandwidth adalah jumlah atau volume data yang dapat dikirimkan melalui sebuah saluran komunikasi dalam satuan bits per second tanpa distorsi. Analog Bandwith
Analog Bandwidth
Sedangkan analog Bandwidth adalah perbedaan antara frekuensi terendah dengan frekuensi tertinggi dalam sebuah rentang frekuensi yang diukur dalam satuan Hertz (Hz) atau siklus per detik, yang menentukan berapa banyak informasi yang bisa ditransimisikan dalam satu saat.
Bandwidth Komputer
Bandwidth Komputer Di dalam jaringan Komputer, Bandwidth sering digunakan sebagai suatu sinonim untuk data transfer rate yaitu jumlah data yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya dalam detik). Jenis Bandwidth ini biasanya diukur dalam bps (bits per second). Adakalanya juga dinyatakan dalam Bps (bytes per second). Suatu modem yang bekerja pada 57,600 bps mempunyai Bandwidth dua kali lebih besar dari modem yang bekerja pada 28,800 bps. Secara umum, koneksi dengan Bandwidth yang besar/tinggi memungkinkan pengiriman informasi yang besar seperti pengiriman gambar/images dalam video presentation.


Digital untuk Konversi Analog
Salah satu persyaratan umum dalam elektronik adalah untuk mengkonversi sinyal bolak-balik antara bentuk analog dan digit circui al. Sebagian besar konversi tersebut akhirnya berdasarkan ke-analog-digital converter t.. Oleh karena itu, perlu ditelusuri hanya bagaimana kita dapat mengubah nomor digital yang merupakan nilai tegangan menjadi tegangan analog yang sebenarnya.

Sebuah musim panas analog sebagai converter digital ke analog
Rangkaian ke kanan adalah digital-ke-analog dasar (D ke A) converter. Ini mengasumsikan bilangan biner 4-bit Binary-Coded Decimal (BCD) format, menggunakan +5 volt sebagai logika 1 dan 0 volt sebagai logika 0. Ini akan mengkonversi jumlah BCD diterapkan pada tegangan (terbalik) keluaran yang sesuai. Angka 1, 2, 4, dan 8 mengacu pada bobot relatif ditugaskan untuk setiap masukan. Dengan demikian, 1 adalah Bit Nyata Terkecil (LSB) dari jumlah input biner, dan 8 adalah Bit Paling Penting (MSB).
Jika tegangan input yang akurat 0 dan +5 volt, maka "1" masukan akan menyebabkan tegangan output dari -5 × (4k/20k) = -5 × (1 / 5) = -1 volt kapan pun ia logika 1. Demikian pula, "2", "4," dan "8" input akan mengendalikan tegangan output dari -2, -4, dan -8 volt, masing-masing. Akibatnya, tegangan output akan mengambil salah satu dari 10 tegangan tertentu, sesuai dengan kode input BCD.
Sayangnya, ada beberapa masalah praktis dengan sirkuit ini. Pertama, gerbang logika yang paling digital tidak akurat menghasilkan 0 dan +5 volt pada output mereka. Oleh karena itu, tegangan analog yang dihasilkan akan mendekati, tetapi tidak benar-benar akurat. Selain itu, resistor masukan yang berbeda akan memuat sirkuit digital output berbeda, yang akan hampir pasti menghasilkan tegangan yang berbeda yang diterapkan pada input musim panas.

D ke A konverter menggunakan jaringan tangga R-2R.
Rangkaian di atas melakukan D ke A konversi sedikit berbeda. Biasanya input didorong oleh gerbang CMOS, yang memiliki ketahanan yang rendah tetapi sama baik untuk logika 0 dan logika 1. Juga, jika kita menggunakan tingkat logika yang sama, gerbang CMOS benar-benar memberikan +5 dan 0 volt untuk tingkat logika mereka.
Rangkaian masukan itu adalah desain yang luar biasa, yang dikenal sebagai jaringan tangga R-2R. Ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sirkuit musim panas dasar yang kita lihat pertama:
    1. Hanya dua nilai resistansi yang digunakan di mana saja di seluruh rangkaian. Ini berarti bahwa hanya dua nilai resistansi presisi diperlukan, dalam rasio resistensi dari 2:1. Persyaratan ini mudah untuk bertemu, dan tidak terlalu mahal.  
    2. Perlawanan masukan dilihat oleh masing-masing input digital sama seperti untuk setiap masukan lainnya. Impedansi yang sebenarnya dilihat oleh setiap gerbang digital sumber 3R. Dengan ketahanan gerbang CMOS dari 200 ohm, kita dapat menggunakan nilai-nilai yang sangat standar 10k dan 20k untuk resistor kami.  
    3. Rangkaian ini tanpa batas waktu diperluas untuk bilangan biner. Jadi, jika kita menggunakan input biner bukan BCD, kita bisa dua kali panjang dari jaringan tangga untuk nomor 8-bit (0 sampai 255) atau dua lagi untuk nomor 16-bit (0-65535). Kita hanya perlu menambahkan dua resistor untuk setiap masukan biner tambahan.  
    4. Rangkaian ini cocok untuk konfigurasi rangkaian non inverting. Oleh karena itu kita tidak perlu khawatir tentang inverter menengah sepanjang jalan. Namun, versi pembalik dapat dengan mudah dikonfigurasi jika yang sesuai.  
Satu detail tentang sirkuit ini: Bahkan jika diperpanjang tangga input, output akan tetap dalam batas-batas tegangan output yang sama. bit masukan tambahan hanya akan memungkinkan output yang akan dibagi menjadi bertahap untuk resolusi yang lebih baik. Hal ini setara dengan penambahan input dengan nilai resistansi yang selalu lebih besar (penggandaan nilai resistansi untuk setiap bit), namun masih menggunakan dua nilai yang sama perlawanan di tangga diperpanjang.